Followers

Sabtu, 23 April 2011

Ahh...nggak level lu...


Lama tak bersua, penampilan mantan anak kampung ujung pulau ini memang berbeda. Tubuhnya yang mulai melebar, tak lagi dibalut kaus ketat lengan dilinting, seperti saat duapuluhtahun dulu. Pada kantong kemeja yang dipadu jas, terlihat menyembul bolpoin keren berlogo bunga lotus, bukan boxy lagi. Kalau dulu sama-sama hobi lesehan di Blok M sambil cengengesan, sekarang kalau diajak makan pinggir jalan celingukan takut ketauan anak buah katanya. Tentu saja segala nostalgia jaman kami masih keren eh... kere dulu sudah ditimbun jauh dalam ingatan kawan ini. Udah nggak level, katanya.

Minggu lalu kami kedatangan utusan dari sebuah sekolah internasional di Malaysia. Rupanya mereka sedang berburu buku dan sengaja menghadiri Pesta Buku di Istora baru-baru ini. Tanpa sengaja, mereka menemukan juga stand pameran kami yang nyempil dan mungil di lantai dua. Singkat kata, mereka ingin pesan beberapa judul buku. Kata mereka, buku-buku terbitan kami tadinya dikira dari luar, dan mereka baru percaya buku-buku itu bikinan lokal saat diajak keliling markas kami yang cukup berantakan. Kata mereka lagi, ilustrasi di negeri mereka kurang beragam, sehingga mereka harus hunting ke negeri jiran.
Selain tersanjung, kami jadi mulai harus waspada. Jika benar negeri tetangga ini mulai hunting buku sampai menyeberang perbatasan, berarti bisa jadi

1. Pasar di negeri mereka mulai terbuka
2. Supply buku/ilustrasi lokal mereka masih kurang, entah itu kurang bagus, kurang beragam atau kurang banyak ilustrator.

Kenapa waspada ? Karena komitmen negri tetangga ini terbukti telah mengungguli negeri kita. Dulu mereka belajar menanam kopi,karet,sawit bahkan mengimpor guru dari negeri tercinta ini. Dan sekarang hasil pembelajaran mereka telah mengungguli gurunya. Ekspor mereka lebih besar dari ekspor kita dan anak-anak kita banyak juga yang belajar di negeri mereka.
Jadi, kalau sekarang mereka hunting buku bergambar ke negeri kita,wah.. tampaknya kita harus bekerja keras agar kelak kita tidak gantian hunting di negeri mereka.

Ya wajar saja kawan ini merasa harus berubah, karena memang status sosial dan kemakmurannya juga sudah sangat berubah. Jaim-jaga image dan jawi-jaga wibawa menjadi tatanan baru dalam berhubungan dengan orang lain. Dikit-dikit ngomongnya nggak level, ketemu si Anu? Nggak level-lah..., makan di Anu? Nggak level-lah...ngantor di Anu? Nggak level-lah...
Agak capek juga sih ngobrol dengan kawan ini sekarang.
Sebelum berpisah, kawan ini minta rokok sebatang, lupa bawa katanya.
Ahh...nggak level lu...

Source ; http://sunsatu.multiply.com/journal/item/68/Ahh...nggak_level_lu...

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys