Followers

Selasa, 21 Juni 2011

Bantuan Bukan hanya untuk yang berprestasi


Prestasi? setelah lama aku mencari apa itu berprestasi, ternyata tolak ukurnya berbeda-beda. Ada anak anak yang kuat hapalannya disebut berprestasi, ada yang bagus suaranya disebutberprestasi, ada pula yang kuat fisiknya disebut berprestasi dan lain sebagainya. Begitu juga dalam memberikan bantuan, orang akan lebih cendrung memberi bantuan kepada orang berprestasi. Lembaga-lembaga lebih mengutamakan bantuan kepada orang Miskin berprestasi.

Hal baru ditawarkan oleh Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) dengan melaunching 1000 Donatur Peduli pendidikan Sumatera Barat di Lantai III Kantor Harian Singgalang, Jalan Veteran, Padang. Selasa (21/06). Ini bertujuan untuk membantu kepada yang tidak mampu baik secara materi maupun akademik. Lebih kurang itulah yang disampaikan oleh Branch Manager DDS Musfi Yendra.

Kalau boleh berpendapat, aku lebih cendrung mengatakan orang yang tidak berprestasi itu disebabkan karena kurang perhatian. Coba kita lihat, orang yang tidak mampu tapi berprestasi jika diekspos oleh media akan lebih cepat dapat bantuan ketimbang yang tidak. Itu salah satu bentuk real dari perhatian yang kurang.

Coba kita intip, bagaimana pendapat ahli mengenai prestasi.

Winkel (1996)

Winkel berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya.

Winkel lebih menekankan prestasi belajar itu pada kemampuan siswa secara umum

S. Nasution (1996)

S. Nasution berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat.

Menurut Nasution prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu:

Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir peserta didik. Sejak dahulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dilihat dari metode penilaian pada sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.

Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.

Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkankemampuan atau keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.

Kecerdasan dan Bakat

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak selalu berputar pada aspek kecerdasan dan bakat, namun demikian tidak juga meninggalkan kedua aspek tersebut. Kecerdasan dan bakat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar namun tidak mutlak.

Kecerdasan demikian juga bakat adalah potensi dasar yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Hanya saja kadarnya berbeda antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Ia merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap terhadap tinggi rendahnya prestasi belajarpeserta didik.

Namun dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan dan bakat tidak berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Mengapa demikian? Karena prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar selain bakat dan kecerdasan antara lain adalah; minat dan motivasi. Ketika keempat faktor ini ada dalam diri seorang peserta didik maka prestasi belajarnya cenderung akan lebih tinggi.

Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor eksternal seperti kualitas guru, metode mengajar, lingkungan, fasilitas mengajar dan lain sebagainya ikut mempengaruhi prestasi belajar. Namun, pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.

Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi, seorang pendidik haruslah mampu mensinergikan kedua faktor di atas.

Ya dari kesimpulan diatas, kira bisa kita cermati pa itu prestasi. Bukan hanya kemampuan tes semata, atau berhasil dalam ujian saja namun ada kemampuan tersendiri pada manusia. oleh karena itu aku mengajak kepada Seluru donatur khususnya di Sumatera barat dan semua yang terketuk hatinya. Bantulah orang, bukan dilihat dari siapa DIA, berprestasikah DIA, tapi memang betul-betul berniat untuk menolong. Semoga DDS bisa mencapai targetnya dan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. AMIN...

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys