Followers

Jumat, 17 Juni 2011

Naskah Kuno

Saya bingung ketika salah seorang teman saya pergi ke slah satu daerah tujuannya mencari naskah kuno. Saya bertanya “untuk apa naskah kuno?” “untuk tugas” katanya. “Fungsinya untuk apa” kata saya dengan tegas”hm.. kira-kira untuk melihat keaslian dan sumber yang asli.”
Dialog sederhana yang saya kemukakan ini adalah sebuah pembahasan yang sehari-hari. Tetapi naskah kuno adalah sesuatu yang luar biasa. Setidaknya bagi arkeolog dan budayawan lainnya. Didalamnya terdapat sejarah yang unik. Maka biasanya setiap naskah kuno yang ditemukan akan diberikan kepada pemerintah. Biasanya itu disimpan oleh ahli waris atau di museum.
Apapun maknanya, bagi saya itu tetap kuno. Namun ada hal yang menarik, yang bisa menjadi renungan bagi kita semua. Naskah kuno yang telah dipakai oleh nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu, masih bermamfaat bagi kita sampai sekarang. Setidaknya kita bisa mempelajari tulisannya dan makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Melihat naskah kuno, terkadang saya juga ingin suatu saat menjadi bahagian dari sejarah. Saya yakin kita semua juga menginginkan hal tersebut. Bisa jadi saya menulis suatu naskah yang bisa mengguncang dunia. Seperti karya fenomenal penulis-penulis terdahulu. Banyak contoh orang lama yang masih tetap ada tulisannya sampai sekarang dan menjadi rujukan. Sebut saja ulama-ulama islam sperti imam mazhab, Imam Syafii, Maliki, hanafi dan Hanbali. Kalau kita melihat contoh yang terdekat seperti buya Hamka, marah rusli, dan lain sebagainya. Mereka adalah bagian dari sejarah.
Bisa kita katakan tulisan mereka yang lampau itu adalah kuno. Tidak modern lagi, tetapi menjadi kajian ilmiah. Itu bisa menjadi bahan renungan bagi kita. Mereka dulunya memakai apa dan bagaimana fasilitasnya. Kalau dibanding dengan sekarang kita telah memiliki fasilitas yang mewah. Lebih dimanjakan dengan adanya computer, laptop yang bisa membuat kita terus bisa berkarya. Sekarang, etos kerja seperti kepenulisan mulai berkurang dijiwa masayarakat.
Memang sekarang banyak menjamur penulis-penulis.ini dibuktikan dengan maraknya terbit buku setiap harinya. Namun, kalau kita lihat buku itu hanya sekedar pengisi ruangan baca saja. Jarang yang menjadi bahan rujukan. Ini menjadi bahan renungan bagi kita. Karena kebayakan penulis hanya menulis untuk mencari popuritas dan uang. Semoga kedepan kita bisa menjadi bahagian dari sejarah dan menjadi orang yang memiliki nilai-nilai dalam menulis. Amin Wallahua’lam..

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys