Followers

Jumat, 17 Juni 2011

rembulan tenggalam di wajahmu : Mengambil Hikmah dari Novel 1


Wuah, lega akhirnya selesainya juga membaca novel rembulan tenggalam di wajahmu karangan Tere-liye. Novel yang berisi tentang sebuah perjalanan hidup yang tidak terduga. Novel ini mebuat kita tidak bisa berandai-andai. Seperti kata ratih dalam komentarnya terhadap novel ini. Memang benar novel ini menghadirkan sebuah cerita yang maju mundur, tetapi menyatakan hubungan sebab akibat dari semuanya. Semua cerita mengenang masa lalu yang indah.
Di dalam novel ini, intinya mengenang masa lalu yang dikemas dalam lima pertanyaan. Ray adalah tokoh utama dalam novel ini. sementara itu orang dengn wajah menyenangkan merupakan orang yang memberi jawaban terhadap lima pertanyaan hidup Ray.
Pertanyaan pertama Ray yang mengganggu hidupnya yaitu “Mengapa panti asuhan yang menyebalkan itu?”
Pertanyaan ini dirangkai dengan kisah yang mengharukan. Cerita ini bermula ketika Reihan yang selalu bertanya kenapa ia tinggal di Panti itu. Ia juga kesal melihat pemilik panti yang ambisius untuk naik haji. Sehingga ia mencuri amplop-amplop yang diberikan oleh dermawan. Hingga akhirnya ia ketahuan mencuri dan diberi hukuman.
Terakhir di Panti, ia memutuskan keluar dari Panti dengan mencuri brankas pemilik panti asuhan. Di jalanan ia menjadi pejudi. Keberuntungan selalu mengikutinya. Sampai akhirnya itupula yang menjadikannya celaka. Diar teman satu kamarnya di Panti dulu yang bekerja menjaga WC ia temui. Waktu itu ia sedang sial dan tidak memiliki uang untuk berjudi lagi. Ia dengan semena-menan mengambil kotak WC itu. Setelah itu ia juga mencuri celana orang yang mandi di WC tersebut. Akhirnya Diar mengejar Reihan yang mencuri. Dengan kencang Reihan melesat berlari, sehingga yang tampak oleh orang-orang Diarlah yang mencuri celana itu. Akhirnya Diar dihajar sehingga masuk rumah sakit.
Reihan tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga ia kembali berjudi malam itu. Keberuntungan menyertainya malam itu sehingga ia menang banyak, yang membuat marah Bandar judi itu. Ia juga terpengaruh untuk mabuk-mabukkan. Sehingga ketika ia keluar, tiga orang suruhan Bandar judi itu menusuk perutnya. Akhirnya ia juga masuk rumah sakit. Ia tidur persis di sebelah Diar.
Hal yang tidak disadarinya ialah, ia juga pernah membela Diar dulu. Ketika Diar merusak tasbih pemilik panti itu. Ketika Diar siuman ia bicara kepada pemilik Panti itu untuk menyelamatkan Reihan, karena ia memiliki hati yang baik. Sehingga pemilik panti asuhan itupun sadar. Brankas yang dicuri oleh Reihan itu merupakan dana persiapan haji pemilik panti tersebut. Akhirnya dana itu dijadikan untuk pengobatan Reihan. Itulah yang tidak disadari oleh Reihan. Dan itu merupakan jawaban dari pertanyaannya kenapa ia harus tinggal di Panti.
Pertanyaan kedua “Apakah hidup ini adil?”
Ini merupakan pertanyaan umum. Ditanya oleh orang yang penuh sesal. Melihat sesuatu dari sisi yang salah. Ini dijawab oleh tere-liye dengan lika liku hidup yang memiliki sebab akibat. Ya. Sekali lagi sebab-akibat yang membuat novel ini merasa semakin asyik dan penasaran bagi yang membacanya.
Ketika ia sudah sembuh dari penyakitnya. Reihan tinggal di Rumah Singgah. Ia mengganti namanya menjadi Ray sebuah nama yang singkat. Tetapi itu bukan inti pertanyaan kedua. Pertanyaan apakah hidup ini adil bermula ketika ia mengetahui informasi dari sepotong korang. Di potongan Koran itu diceritakan bahwa ia merupakan salah seorang bayi yang menjadi korban kebakaran itu. Pertanyaan-pertanyaan hidup ini semakin menjadi-jadi ketika ia juga memiliki masalah ketika tinggal di Rumah Singgah. Tepatnya ketika ia bermasalah dengan orang luar yang berkaitan dengan Rumah Singgah.
Pada awalnya ia sangat senang dengan keluarga barunya di Rumah Singgah. Ada Bang Ape yang selalu memberi motivasi. Ada Natan, Ilham, Oada, Oade dan anak-anak lainnya. Sehingga persaudaran sangat terasa baginya. Bahkan ketika ia lulus sekolah Informal, semua yang ada di rumah singgah merakayannya. Mulai saat itu ia berjanji akan selalu menjaga dan menghormati saudara-saudaranya di rumah singgah.
Hal yang membutnya bermasalah adalah ketika ia mengetahui ada preman yang merusak lukisan Ilham. Sehingga ia menghajar preman orang itu. Satu lawan lima, tetapi dia tidak gentar. Akhirnya polisi menangkapnya. Kejadian ini berlanjut, karena salah seorang yang dihajarnya merupakan anak preman disitu. Akhirnya beruntut kepada Natan yang dihajar. Natan yang pada saat itu sudah lolos untuk seleksi menjadi seorang bintang. Akhirnya ia juga meninggalkan Rumah Singgah itu.
Yang ia tidak sadari ialah, lukisan Ilham yang dirusak oleh preman itu tidak akan diterima oleh kurator, sehingga Ilham makin giat berlatih dan akhirnya menjadi pelukis terkenal. Salah satu lukisannya dibeli oleh Ray. Persoalan Natan, Ia juga menjadi pengarang lgu yang ternama. Meskipun cacat, tetapi ia masih bisa berkreativitas.
Ketika ia minggat dari Rumah Singgah, Ray menjadi pengamen. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Plee. Plee jugalah yang mengajaknya menjadi pencuri. Ketika ia beraksi dengan Plee. Ray tertembak oleh petugas yang berjaga. Namun ia bisa melarikan diri dengan ditolong oleh Plee. Ketika tiba dirumah Plee menjahit semua luka Ray. Ketika itu Plee juga melihat potongan Koran itu. Yang Ray tidak ketahui ialah Plee adalah salah seorang yang membakar rumah orang tuanya. Pada saat itu polisi datang, Plee menembak pahanya, dan ialah yang mengakui bahwasanya ia yang menembak polisi dan melakukan pencurian. Ia juga mengakui seluruh pencurian itu.
Dari cerita ini Tere-liye menjelaskan bahwasanya hidup ini adil
Selanjutnya, pertanyaan ketiga yang diutarakan Ray. “Apa maksud semua ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali? Kau renggut bayi kami tiga tahun silam. Dan sekarang kau regut bayiku sekaligus. Apakah Kau tertawa melihat kami tersunggkur seperti ini? Tertawa puas”
Semua pertanyaan Ray itu berkaitan dengan kehilangan. Hampir semua orang pernah merasakan kehilangan sesuatu yang berharga bagi dirinya. Tetapi ketika melihat sesuatu dari sisi yang ditinggalkan, kita akan jauh tersesat. Memang semua kehilangan itu akan menjadi sesuatu yang menyakitkan.
Tetapi yang tidak disadri Ray ialah istrinya telah mencapai tujuannya. Istrinya hanya ingin ia ridha dengan apa yang diperbuat oleh istrinya. Hanya sesederhana itu tujuan hidup Istrinya.
Selanjutnya pertanyaan keempat. “ternyata setelah sejauh ini semuanya terasa kosong, hampa”
Setelah melalui lika liku kehidupan. Ray menjadi seorang yang kaya. Pemilik gedung tertinggi. Namun ia tidak menjadi orang yang bersyukur. Ia seharusnya beljar kepada istrinya. Ia seharusnya memiliki tujuan hidup. Bukan seperti ini.
“Kenapa harus mengalami sakit bekepanjangan? Kenapa takdir sakit itu mengukung?”
Inilah keunikan dari karangan Tere-liye ini. sesuatu hal yang tidak diduga-duga, ternyata berkaitan. Pada Bab pertama novel ini menceritakan Rinai. Tetapi ketika dalam perjalanan membaca novel ini tidak ditemukan nama Rinai, sampai diakhir cerita nama Rinai baru muncul.
Ternyata ini berkaitan dengan jawaban dari pertanyaan kelima Ray. Kenapa ia sakit-sakitan. Ketika ia mengendarai mobil. Ia berhenti mendadak, takut melalui Pantinya dulu. Ia tidak menyadari bahwanya pengemudi dibelakangnya juga sedang kencang dan akhirnya pasangan suami istri itu meninggal dalam mobil. Perempuan dalam mobil itu sedang mengandung, sehingga Dokter mengoperasi dan mengambil bayi itu secara premtur. Itulah rinai yang menjadi awal masalah yng disebutkan oleh Tere-Liye.
Novel ini, menggambar sesuatu berdasarkan sebab akibat. Disini juga dijelaskan untuk menjadi orang yang baik hanya butuh hal-hal sederhana. Ini digambarkan melalui cerita Diar, Plee dan Fitri. Sesuatu yang menjadi tujuan akhir hidupnya, dilewati dengan hal-hal yang sederhana.

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys