Followers

Jumat, 23 Maret 2012

Hanya Tuhan yang Tahu

Jumat (03/02) yang lalu, aku berangkat ke Padang. Aku berangkat kira-kira pukul sepuluh pagi. Di perjalanan aku singgah dahulu di tempat nenek di Batipuah ateh, sebelum sholat Jumat. Sudah lama jua tidak berjumpa.

Sampai di rumah nenek kira-kira jam sebelasan. Ku ketok pintu rumah dia tidak ada. HP juga tidak diangkat. Setelah lama diketok baru tetangga sebelah bilang “nenek mungkin pergi ke ladang,” jadi aku pergi kesana menemui nenek.

Ketika sampai di rumah, aku dan nenek banyak bercerita tentang kehidupan, intinya jodoh masa depan. Nenekku menyarankan “tidak usah berpacar-pacaran karena mudharatnya banyak.” Ia juga menambahkan kriteria yang cocok untuk calon istri. Aku yang biasanya ceria kalau bercerita, kalau sudah bicara soal jodoh hanya bisa terdiam dan kening sedikit berkerut. Aku hanya menargetkan “kira-kira dua atau tiga tahun lagilah aku menikah” kataku pada nenek. Lebih baiknya satu naik dan satu turun. Intinya sama menikah dengan adik yang dibawahku perempuan.

Itu target pribadiku, tapi sampai sekarang, sampai tulisan ini dibuat aku masih bingung siapa jodohku. Kadang aku juga iri melihat teman, yang kesana kemari membawa ‘ceweknya’, kadang-kadang telfon-telfonan, diperhatikan. Tetapi kadang aku melihat hal seperti itu, seperti kekanak-kanakan. Sesuatu yang aneh, dan lucu. Mungkinkah ini karena aku belum pernah mencobat terikat dengan seseorang? Entahlah.

Kadang-kadang aku juga bisa berbangga hati, sampai saat ini aku belum terikat dengan siapapun. Meskipun banyak sahabat yang mencemeeh. Bahkan ada yang bilang mau mencarikan jodoh untukku. “Seperti apa kriterianya,?” kata temanku. Kalau sudah begitu aku hanya bisa diam dengan kening yang agak berkerut.

Sampai asyiknya aku bercerita, ternyata waktu sholat jumat hampir masuk. Aku minta izin dulu sholat, ke Mesjid yang terdekat. Akhirnya aku pilih Mesjid Balai Mato Aie. Ternyata setelah jumat akan diadakan acara aqiqah dan maulid Nabi. Tapi karena rute masih jauh aku tidak sempat untuk ikut acara. Dan tidak sempat juga singgah di rumah nenek tuo. Mungkin ada hari lain, ucapku di dalam hati.

Setelah sholat jumat, nenekku sudah menghidangkan makanan. Makan disana dengan telur ceplok dan kentang ditambah ikan. Makan di kampung, suatu yang mengenkkan. Cuaca yang dingin mendukung selera makan. Setelah makan aku berencana langsung berangkat, namun apa dikata hujan mengguyur bumi Batipuh. Hampir setengah jam aku menunggu hujan berhenti. Ketika hujan berhenti, barulah aku melanjutkan perjalanan ke Padang.
Sesampai di Padang. Aku berhenti di Mesjid Taqwa, untuk sholat dan beraktivitas. Setelah selesai aktivitas disana. Malam baru aku pergi ke kos teman. Disana aku juga mendapat rezki yang tak terduga, salah seorang teman baru balik bekerja dan mentraktir kami satu kos jus. Alhamdulillah, ucapku dalam hati.

Paginya, aku bangun seperti biasa. Menjalankan aktivitas yang biasa meskipun agak berbeda. Aku waktu itu menekan tuts, untuk menulis sebuah tulisan yang biasa-biasa saja. Karena pagi sabtu, aku memang punya rencana, tetapi sudahlah aku agak malas terlalu cepat pergi. Toh anggota banyak yang izin. Jadi aku bersantai-santai dulu sampai zhuhur. Ba’da Zuhur aku pergi mengurus keperluan, tetapi manusia yang berencana Allah yang menentukan, ya aku sedikit kesal juga melihat orang toko itu, tidak menyelesaikan tugasnya. Padahal uang sudah diberikan kontan, tetapi kenapa belum dikerjakan.

Karena aku cukup kesal, aku hanya duduk, berdiskusi di sekre. Sampai akhirnya temanku sms. “Ilham basuo wak nah? He”, aku yang sedang galau tentu suka. Apalagi diajak refresing. (Maaf kawan, bukan maksud melampiaskan kekesalan dengan pergi denganmu, tetapi mungkin inilah takdir yang mempertemukan kita? ^^

Berjalan berdua dengan temanku, itu cukup membuatku canggung. Meskipun-meskipun-meskipun. Aku tetap saja canggung. Sampai aku membuat suasana cerita seperti kawan lama yang jarang bersua. (aku saja yang menganggap begitu, hehe)

Lokasi yang aku dan temanku pilih, sesuai dengan rencana di tepi pantai, minum es kelapa muda. Sambil minum, kami bercerita. Tanpa topik, tapi mengalir saja. Sampai azan maghrib berkumandang. Aku sholat dan temanku pulang.

Setelah pertemuan itu, sampai ini ditulis aku masih bingung. Kok bisa ya?
Ayo dijawab bagi siapa yang mau menjawab…
Mungkin hanya tuhan yang tahu.

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys