Followers

Jumat, 23 Maret 2012

Jangan Salahkan Anak Tidak Berbudaya

Tradisi bangsa mulai tergerus dengan kehadiran budaya asing. Kita bisa melihat kecendrungan anak muda sekarang, kalau tidak melihat barat, ya korea. Kalau kehadiran budaya barat, salah satunya bahasa inggris, sangat digandrungi oleh anak-anak. Entah itu ikut-ikutan atau betul-betul belajar atau memang karena tren sekarang orang harus les. Para orang tua tak segan membiayai anak untuk les. Kalau Les okelah, tetapi meniru pakaian barat dan gayanya, tidak sesuai dengan adat kita orang ‘timur’. Belum lagi Korea dengan Boy band dan film dramanya. Ini semakin banyak peminatnya di Indonesia. Tetapi bagaimana dengan tradisi?

Sungguh sangat disayangkan tradisi kita yang kaya. Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya. Ini disebut dengan Bhineka tunggal Ika. tetapi sekarang gelombang tsunami menghantam budaya sendiri. Sehingga ketika budaya Indonesia di akui orang asing, pemerintah baru berbicara. Sebelum ini kemana?? ayo..ayo..

Saya yang tinggal di Minangkabau, tepatnya di Batusangkar, sangat jarang melihat tradisi. Walaupun ada pemainnya yang tua-tua saja. Jarang bahkan tidak ada lagi yang sebaya saya. Momen pertujukan yang sekali-sekali di adakan itu, juga sepi penonton. Banyak budaya yang bisa dikembangkan seperti randai, rabab, tari, pidato adat, silat dan sebagainya.

Memang untuk menumbuhkan kesadaran berbudaya mulai dari diri sendiri. Baru ditebarkan ke orang lain. Bagaimanapun saya yakin budaya ini memang menarik. Sangat menarik malah. Namun ini tidak disokong dengan dana yang memadai. Semua orang butuh makan. Bukannya pragmatis, tetapi memang kenyataannya begitu. Bagaimana masyarakat mau menonton yang sudah klasik, kalau hidup susah.

Miris memang, tetapi ini kenyataannya. Pemerintah, masyarakat seharusnya bahu membahu untuk memperjuangkan budaya negeri ini. Karena lambat laun yang tua-tua akan punah. Sedangkan kadernya belum ada.

Terakhir, jangan salahkan orang tidak suka tradisi lokal, karena memang tidak dipromosikan dan tidak di sokong dengan dana yang mapan. Penghargaan memang penting, tetapi unsur perut juga harus diperhatikan.

Semoga tradisi di Indonesia bisa berkembang lebih pesat. Amin,,

Ilham Mustafa

31 Januari 2012

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys