Followers

Selasa, 28 Desember 2010

Musibah & Bencana Sebuah Refleksi Kehidupan

Dalam beberapa bulan belakangan ini, Indonesia ditimpa berbagai musibah. Mulai dari Banjir di Wasior, Tsunami di Mentawai, dan meletusnya gunung merapi di Sleman Yogyakarta serta beragai musibah lainnya. Ketika kita menyaksikan peristiwa demi peristiwa atau bahkan kita alami sendiri peristiwa demi peristiwa dalam realitas ini, sudah pasti membuat kita sedih, iba, ciut, ketakutan dan tidak berdaya. Melihat realitas saat ini, kita jangan lupa melirik historikal kehidupan. Wacana ini penting untuk menganalisis sejumlah gejala alam. Peristiwa masa lalu dalam sejarah selalu berkolerasi dengan masa sekarang. Namun yang berbeda adalah goresan dan cuplikan waktu, ruang dan tempat. Demikian pula dengan musibah demi musibah dan bencana alam demi bencana alam seolah saling berlomba dengan waktu yang tersisa dan silih berganti dalam lingkup, bentuk, jenis atau wajah yang beragam.

Musibah dalam realitas sosial dimengerti sebagai suatu kondisi yang tidak menyenangkan. Dalam istilah bahasa arab, musibah berasal dari kata ashaba, yang berarti suatu keadaan yang mengenai seseorang, baik sesuatu yang menyenangkan maupun sesuatu yang tidak menyenangkan. Berdasarkan asal katanya, musibah berarti lemparan yang kamudian digunakan dalam makna bahaya, celaka, atau bencana dan bala. Menurut Al-Qurtubi, musibah adalah apa saja yang menyakiti dan menimpa pada diri seorang, atau sesuatu yang berbahaya dan menyusahkan manusia, betapapun kacilnya. Musibah dapat menimbulkan penderitaan maupun kesengsaraan bagi korbannya. Terkadang berlangsung dalam waktu yang panjang, atau bahkan seumur hidup. Oleh karena itu, setiap orang berusaha untuk menghindar diri dari kemungkinan tertimpa musibah.Misalnya, kehilangan dompet, kemalingan, perampokan, kecelakan lalu lintas, meninggal anggota keluarga atau orang yang dicintai, kebakaran ruko, di PHK, anjloknya karier, dan lain-lain. Di sisi lain, ketika seseorang mendapat promosi jabatan baru, kenaikan pangkat, bertambah kaya, atau selalu diidolakan orang (panutan), dsb. –juga dimaknai sebagai “musibah” oleh orang-orang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT karena tanggung jawab terhadap apa yang dimilikinya itu bertambah besar.

Sebab terjadinya Musibah bermacam-macam. ada yang disebabkan oleh perbuatan manusia secara langsung, ataupun penglolaan alam yang keliru, serta yang murni disebabkan oleh alam. Dari pendekatan agama, musibah dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, musibah yang terjadi sebagai akibat dari ulah tangan manusia. Karena kesalahan yang dilakukannya, manusia harus menanggung akibat buruk dari perbuatannya sendiri. Musibah ini dikenal sebagai hukum karma, yakni sebagai “pembalasan”. Kedua, musibah sebagai ujian dari Tuhan. Musibah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan perbuatan keliru manusia. Betapapun baik dan bermanfaatnya aktivitas yang dilakukan manusia, serta taatnya mereka menjalankan perintah Tuhan, musibah yang seperti ini bakal mereka alami juga. Oleh karena itu, musibah ini sering dihubung-hubungkan dengan takdir (ketentuan Tuhan).

Sementara bencana alam, merupakan fenomena alamiah yang menampilkan diri dalam bentuk amukan yang ganas. Menurut kamus wikipedia, bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Contoh bencana alam, diantaranya; banjir bandang, letusan gunung, gempa bumi, tsunami, angin topan, badai salju, dan tanah longsor. Sedangkan kebakaran hutan, meluapnya tinja lapindo atau maraknya aliran sesat melalui hipnotis bukanlah bencana alam, namun peristiwa ini diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

Namun apa dikata, memang musibah dan bencana tidak bisa diprediksikan kapan datang dan berakhir. Yang pasti musibah dan bencana selalu mengintai realitas ini tanpa mengenal waktu dan ruang. Yang bisa kita sekarang adalah bagaimana kita dapat mempersiapkan diri secara mantap dengan cara meningkatkan dan mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

0 komentar:

Komunitas

Entri Populer

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys